Inilah aku yang sempat bersembunyi di balik kegalapan. Yang sempat mengira persembunyian akan memberikan kebahagiaan. Tapi aku sempat lupa jika aku hanya bersembunyi dibalik punggung para manusia yang hanya bisa melihat dengan mata. Aku sempat lupa jika dimanapun dan bagaimanapun aku bersembunyi Allah akan tetap melihatku dengan jelas.
Ya Rabb aku inilah aku yang telah berpaling dari-Mu dan tak pernah mengucap syukur atas nikmat-Mu. Ialah aku yang telah melupakanmu. Ialah aku yang tidak ingat jika Kau Maha Melihat dan Mengetahui. Ialah aku yang sekarang menyesali masa lalu dan ingin kembali pada-Mu.
Aku sungguh kembali kepadamu. Bukan karena sakit badan. Bukan karena tersakiti hati. Tapi aku rindu pada-Mu Sang Pencipta
Kamis, 02 April 2015
Kamis, 12 Desember 2013
kita
Ingatkah kamu? Bagaimana aku dan kamu
bisa menjelma menjadi kita? Dulu, kamu hanya sekedar teman satu kelompok Tugas
Akhir di sekolah, tak lebih. Sebelum kamu mengirimkan pesan untuk merayuku lalu
aku tersipu dan aku terhanyut. Lalu akupun ikut larut dalam susana yang lucu
itu, suasana saat kita benar-benar sering terdiam diantara rasa malu dan rindu,
saat aku baru mengenalmu. Saat itu kita sering mengirim pesan gombal yang
selalu ada difikiran dan khayalan kita, lalu kita sama-sama tertawa saat
membuka pesan itu. Lalu kita bahagia, dan terkadang tersipu malu, lalu gugup.
Kamu ingat? Saat pertama kamu mengajakku
menghabiskan malam minggu? Yang sebelumnya aku tidak pernah melakukannya karena
masih sendiri. Saat itu aku gugup dan bingung. Aku mengganti bajuku berkali
kali dan menanyakan pada teman sekamarku apa baju yang kupakai sudah bagus? Apa
aku terlihat aneh? Apa aku sudah wangi? Aku ingin memastikan aku akan tampil
cantik didepanmu. Aku juga menanyakan pada teman-teman terdekatku, bagaimana
jika aku gugup didepanmu? Lalu aku menanyakan lagi apa yang harus aku bicarakan
didepanmu? Aku gugup, sangat gugup
Kamu ingat? Saat malam minggu pertama
kita, aku melangkah dengan rasa bingung menahan gugup dan malu ku. Kamu masih
ingat? saat itu kita sedang di jalan. Itulah malam tergugup yang pernah aku
lewati. Saat itu kamu bilang “kalo naik mobil biar aman pake apa?” lalu aku
menjawab “pake safety belt lah, kenapa emangnya?” lalu kamu bertanya lagi
“Kalau naik motor biar aman gimana?” Lalu aku kebingungan harus menjawab apa,
dan karena aku gugup dan malu aku menjawab “Ah gak perlu pegangan kamu, aku
udah aman kok, gak bakal jatoh”. Rasanya seperti deg-degan setengah mati banget
buat menjawab pertanyaanmu. Lalu saat sudah di Kota Batu apa kamu masih ingat?
Saat kita mulai terbiasa saling bercerita, dan aku mulai kedinginan, dan aku lapar
tapi tak berani bilang. Saat itu rasa gugupku lebih tinggi daripada rasa
laparku. Saat itu juga kamu mulai memegang tanganku dan aku bingung harus
bagaimana dan aku menahan rasa malu dan berusaha bersikap biasa saja walaupun
tak bisa.
Kamu ingat? Saat kita sering mencari
cara untuk menyembunyikan hubungan kita dari semua orang, dari agung teman satu
kelompok kita. Seperti orang bodoh ya kita. Kita selalu mencari cara untuk
menyembunyikan itu didepan mereka, karena malu.
Kamu ingat? Kita sering gugup saat
bersama dan aku sering mencuri pandang untuk sekedar melihat apakah kamu juga
gugup seperti aku. Kita sering salah tingkah lalu kita tak tau harus berbuat
apa, kita hanya bisa tertawa kecil sambil melihat satu sama lain.
Kamu ingat? Kita sering menghabisakan
waktu untuk sekedar melihat film berdua saat Tugas Akhir sudah mulai sulit
untuk dipecahkan. Saat agung tak bisa datang untuk Tugas kelompok ini. Kamu
suka sekali untuk melihat film horror karena aku sangat takut, dan kamu suka
sekali melihat aku ketakutan saat aku melihat film dan aku bersembunyi di balik
bantal yang kamu pinjamkan. Sesekali kamu mengageti aku Lalu kamu tertawa. Atau
saat kita melihat film romantis lalu kita ikut terhanyut, dan diam-diam kamu
memegang tanganku, dan aku diam, gugup, lalu tersenyum kecil dan malu.
Kamu ingat? Saat teman kita datang ke
kosmu, waktu itu kita sedang melihat film. Lalu kita segera membuka Tugas Akhir
kita. Kita berpura-pura seperti layaknya teman biasa. kita tidak ingin mereka
tau, kita masih malu.
Kamu ingat? Saat kamu akan memberi
kejutan dan ingin mengajakku ke suatu tempat? Dan saat itu aku membaca smsmu
dengan temanmu dan kamu bertanya tentang jalan menuju Bukit bintang. Dan kamu
terlihat kecewa saat aku sudah mengetahuinya terlebih dulu.Lalu kamu mengajakku
di bukit bintang, 6 april 2013, dan saat itu kita kecewa karena tak ada
bintang. Dan pada pukul 09.50 malam kamu mengungkapkan perasaanmu kepadaku, dan
kamu ingin aku menjadi seseorang yang berada di sampingmu dan akupun mengiyakan
lalu aku tersenyum malam itu. Malam dimana kita benar-benar mengikat diri kita
sebagai sepasang kekasih. Saat itu adalah saat yang benar-benar membuat kita
bahagia, lalu kita melihat langit dan ternyata ada dua bintang yang menyaksikan
kita sama-sama tersenyum bahagia.
Dan sejak saat itu aku berjanji pada
diriku sendiri untuk membuatmu bahagia karena telah bersamaku…
Sabtu, 30 November 2013
Jumat, 29 November 2013
Akankah senja datang?
Menunduk lemas lalu berbaring diatas hamparan kegundahan
Dengan wajah putih pucat dan mata merah
Menahan rasa dingin yang mulai menggerogoti tubuh
Di antara rintik-rintik hujan yang membunuh kehangatan
Di antara dedaunan hijau yang membawa setetes embun
Di antara mendung hitam yang meredupkan siang
Sampai ku tertunduk tak berdaya
Sampai ku tergeletak diantara hamparan kesedihan
Hingga perlahan mulai meneteskan airmata
Sederas hujan yang juga turun bersama kesedihan
Hingga membanjiri luka yang mulai terasa perih
Lalu hatiku berteriak seakan tak ingin ini
Seperti petir yang berteriak saat hujan mulai menghapus
kebahagiaan
Tidak seperti senja yang membawa kehangatan dan ketenangan
Dan di antara hujan aku masih bertanya
akankah senja datang, jika matahari enggan terbangun dari tidurnya?
akankah senja datang, jika matahari enggan terbangun dari tidurnya?
Selasa, 26 November 2013
gersang!
Berapa lama lagi waktu mengantarkanku untuk melangkah
Dari jalan yang tak selayaknya kutempuh
Diantara dedaunan yang kering
Seakan tak akan ada lagi air yang mampu kuminum untuk sekedar bertahan
Seperti berada dalam kekeringan yang jauh membakar satu demi satu kebahagiaan
Lalu terdampar ditengah hati yang gersang tanpa ada dedaunan yang akan melindungi
Lalu kemana lagi aku harus melangkah?
Jika aku terdampar di antara kekeringan tanpa ada jalan dan tempat lain untuk berlabuh
Haruskah aku membiarkan perahuku tak berdaya disini?
Atau aku harus terus berlayar di lautan dedaunan kering dan mencari air meski tak akan pernah kudapat?
Haruskah aku terus membuka mata demi mencari setetes air yang tak akan pernah datang?
Atau mungkin aku harus menanam benih agar tempat ini bisa layak untuk kutempati lagi?
Atau aku harus menuntutmu agar aku bisa bahagia seperti yang kau janjikan?
mampukah aku bertahan? jika kau tak menjawab...
Dari jalan yang tak selayaknya kutempuh
Diantara dedaunan yang kering
Seakan tak akan ada lagi air yang mampu kuminum untuk sekedar bertahan
Seperti berada dalam kekeringan yang jauh membakar satu demi satu kebahagiaan
Lalu terdampar ditengah hati yang gersang tanpa ada dedaunan yang akan melindungi
Lalu kemana lagi aku harus melangkah?
Jika aku terdampar di antara kekeringan tanpa ada jalan dan tempat lain untuk berlabuh
Haruskah aku membiarkan perahuku tak berdaya disini?
Atau aku harus terus berlayar di lautan dedaunan kering dan mencari air meski tak akan pernah kudapat?
Haruskah aku terus membuka mata demi mencari setetes air yang tak akan pernah datang?
Atau mungkin aku harus menanam benih agar tempat ini bisa layak untuk kutempati lagi?
Atau aku harus menuntutmu agar aku bisa bahagia seperti yang kau janjikan?
mampukah aku bertahan? jika kau tak menjawab...
Senin, 25 November 2013
Diantara Senja
selamat senja untuk hari yang akan berakhir
Selamat berpisah untuk matahari yang mulai bersembunyi
Salam hangat untuk bintang sang penghuni malam
Biarlah aku duduk disini, diatas bebatuan hitam ini
Diantara ilalang yang masih bergoyang karena angin lalu
Diantara merahnya langit senja yang datang menyapa kesunyian
Maka ijinkanlah aku untuk sekejap memikirkanmu lebih dalam
Sembari melihat langit yang tak lagi biru
Dan ditemani oleh burung-burung yang akan selalu menerjang langit
Maka aku akan tetap menuliskanmu dengan cinta
Maka aku akan selalu berharap senja tak akan berakhir
Karena senja adalah saat terindah untuk mengingatmu
Diantara kesendirian yang hangat
Hanya ada aku, senja, dan cinta
Aku tak ingin senja berakhir cepat
Karena aku akan selalu rindu
Karena senja dan kamu adalah keindahan yang Tuhan berikan untukku
Dan aku akan selalu mencintaimu bersama hangatnya senja dipenghujung
hariku
Langganan:
Postingan (Atom)